Puisi Perjuangan

Diposting oleh puisiku | 13.34 | , , | 0 komentar »

Puisi Perjuangan
Semangat...! mungkin itulah seruan untuk orang yang sedang berjuang. Dibidang apa mereka berjuang...? Ada yang berjuang demi negara tercinta, ada yang berjuang untuk keluarganya, ada yang berjuang buat mendapatkan cintanya dan lain sebagainya. Namun dibidang apapun perjuangan itu dilakukan, yang terpenting adalah semangat yang pantang menyerah. Berikut beberapa puisi tentang perjuangan.

  



Puisi Perjuangan
 oleh : mas nda
 
Ritangan menghadang
Kesulitan dan penghalang
Mengiringi langkahmu
Dalam
Menunaikan kewajiban
Menjalankan keharusan
Menghadapi semua kejadian

Engkau berjuang tanpa henti
Hidup ini tak lebih dari sebuah perjalanan
Yang penuh dengan perjuangan

Engkau dengan gagah
Tak pernah gentar
Tak pernah takut
Berada dibarisan terdepan
Dengan senjata keberanian

Engkau dengan garang
Engkau dengan semangat baja
Menyerbu lawan yang beringas dan buas
Namun kau tetap berani menghadang

Duhai pejuang
Engkau layak menang
Dan menerima penghargaan
Sebagai buah hasil perjuangan

Pengertian Puisi

Diposting oleh puisiku | 08.25 | , , | 0 komentar »


Pengertian Puisi
Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poites, yang berarti pembangun, pembentuk, pembuat, Pencipta. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Latin dari kata poeta, yang artinya membangun, menyebabkan, menimbulkan, menyair. Dalam perkembangan selanjutnya, makna kata tersebut menyempit menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak dan kadang-kadang kata kiasan (Sitomorang, 1980:10).

Menurut Vicil C. Coulter, kata poet berasal dari kata bahasa Gerik yang berarti membuat, mencipta. Dalam bahasa Gerik, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir menyerupai dewa-dewa atau orang yang amat suka pada dewa-dewa. Dia adalah orang yang mempunyai penglihatan yang tajam, orang suci, yang sekaligus seorang filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi (Situmorang, 1980:10).

Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:7) menyimpulkan bahwa pengertian puisi di atas terdapat garis-garis besar tentang puisi itu sebenarnya. Unsur-unsur itu berupa emosi, imajinas, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur.

Ada beberapa pengertian lain.
1.    Menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984), puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.

2.    Putu Arya Tirtawirya (1980:9) mengatakan bahwa puisi merupakan ungkapan secara implisit, samar dengan makna yang tersirat di mana kata-katanya condong pada makna konotatif.

3. Ralph Waldo Emerson (Situmorang, 1980:8) mengatakan bahwa puisi mengajarkan sebanyak mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin.

4.    William Wordsworth (Situmorang, 1980:9) mengatakan bahwa puisi adalah peluapan yang spontan dari perasaan-perasaan yang penuh daya, memperoleh asalnya dari emosi atau rasa yang dikumpulkan kembali dalam kedamaian.

5.    Percy Byssche Shelly (Situmorang, 1980:9) mengatakan bahwa puisi adalah rekaman dari saat-saat yang paling baik dan paling senang dari pikiran-pikiran yang paling senang.

6.    Watt-Dunton (Situmorang, 1980:9) mengatakan bahwa puisi adalah ekpresi yang kongkret dan yang bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama.

7.    Lescelles Abercrombie (Sitomurang, 1980:9) mengatakan bahwa puisi adalah ekspresi dari pengalaman imajinatif, yang hanya bernilai serta berlaku dalam ucapan atau pernyataan yang bersifat kemasyarakatan yang diutarakan dengan bahasa yang mempergunakan setiap rencana yang matang serta bermanfaat.

Unsur-Unsur Pembentuk Puisi
Ada beberapa pendapat tentang unsur-unsur pembentuk puisi. Salah satunya adalah pendapat I.A. Richard. Dia membedakan dua hal penting yang membangun sebuah puisi yaitu hakikat puisi (the nature of poetry), dan metode puisi (the method of poetry).

Hakikat puisi terdiri dari empat hal pokok, yaitu
1.    Sense (tema, arti)
Sense atau tema adalah pokok persoalan (subyek matter) yang dikemukakan oleh pengarang melalui puisinya. Pokok persoalan dikemukakan oleh pengarang baik secara langsung maupun secara tidak langsung (pembaca harus menebak atau mencari-cari, menafsirkan).

2.    Feling (rasa)
Feeling adalah sikap penyair terhadap pokok persoalan yang dikemukakan dalam puisinya. Setiap penyair mempunyai pandangan yang berbeda dalam menghadapi suatu persoalan.

3.    Tone (nada)
Yang dimaksud tone adalah sikap penyair terhadap pembaca atau penikmat karyanya pada umumnya. Terhadap pembaca, penyair bisa bersikap rendah hati, angkuh, persuatif, sugestif.

4.    Intention (tujuan)
Intention adalah tujuan penyair dalam menciptakan puisi tersebut. Walaupun kadang-kadang tujuan tersebut tidak disadari, semua orang pasti mempunyai tujuan dalam karyanya. Tujuan atau amanat ini bergantung pada pekerjaan, cita-cita, pandangan hidup, dan keyakinan yang dianut penyair

Metode Puisi
Untuk mencapai maksud tersebut, penyair menggunakan sarana-sarana yang disebut metode puisi.

Metode puisi terdiri dari
1.    Diction (diksi)
Diksi adalah pilihan atau pemilihan kata yang biasanya diusahakan oleh penyair dengan secermat mungkin. Penyair mencoba menyeleksi kata-kata baik kata yang bermakna denotatif maupun konotatif sehingga kata-kata yang dipakainya benar-benar mendukung maksud puisinya.

2.    Imageri (imaji, daya bayang)
Yang dimaksud imageri adalah kemampuan kata-kata yang dipakai pengarang dalam mengantarkan pembaca untuk terlibat atau mampu merasakan apa yang dirasakan oleh penyair. Maka penyair menggunakan segenap kemampuan imajinasinya, kemampuan melihat dan merasakannya dalam membuat puisi.Imaji disebut juga citraan, atau gambaran angan.

Ada beberapa macam citraan, antara lain
1.    Citra penglihatan, yaitu citraan yang timbul oleh penglihatan atau berhubungan dengan indra penglihatan
2.    Citra pendengaran, yaitu citraan yang timbul oleh pendengaran atau berhubungan dengan indra pendengaran
3.    Citra penciuman dan pencecapan, yaitu citraan yang timbul oleh penciuman dan pencecapan
4.    Citra intelektual, yaitu citraan yang timbul oleh asosiasi intelektual/pemikiran.
5.    Citra gerak, yaitu citraan yang menggambarkan sesuatu yanag sebetulnya tidak bergerak tetapi dilukiskan sebagai dapat bergerak.
6. Citra lingkungan, yaitu citraan yang menggunakan gambaran-gambaran selingkungan
7.    Citra kesedihan, yaitu citraan yang menggunakan gambaran-gambaran kesedihan

The concrete word (kata-kata kongkret)
Yang dimaksud the concrete word adalah kata-kata yang jika dilihat secara denotatif sama tetapi secara konotatif mempunyai arti yang berbeda sesuai dengan situasi dan kondisi pemakaiannya. Slametmulyana menyebutnya sebagai kata berjiwa, yaitu kata-kata yang telah dipergunakan oleh penyair, yang artinya tidak sama dengan kamus.

Figurative language (gaya bahasa)
Adalah cara yang dipergunakan oleh penyair untuk membangkitkan dan menciptakan imaji dengan menggunakan gaya bahasa, perbandingan, kiasan, pelambangan dan sebagainya.

Jenis-jenis gaya bahasa antara lain
1.    Perbandingan (simile), yaitu bahasa kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal lain dengan mempergunakan kata-kata pembanding seperti bagai, sebagai, bak, seperti, semisal, umpama, laksana, dll.
2.    Metafora, yaitu bahasa kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal lain tanpa mempergunakan kata-kata pembanding.
3.    Perumpamaan epos (epic simile), yaitu perbandingan yang dilanjutkan atau diperpanjang dengan cara melanjutkan sifat-sifat perbandingannya dalam kalimat berturut-turut.
4.    Personifikasi, ialah kiasan yang mempersamakan benda dengan manusia di mana benda mati dapat berbuat dan berpikir seperti manusia.
5.    Metonimia, yaitu kiasan pengganti nama.
6.    Sinekdoke, yaitu bahasa kiasan yang menyebutkan suatu bagian yang penting untuk benda itu sendiri.
7.    Allegori, ialah cerita kiasan atau lukisan kiasan, merupakan metafora yang dilanjutkan.
8.    Rhythm dan rima (irama dan sajak)
Irama ialah pergantian turun naik, panjang pendek, keras lembutnya ucapan bunyi bahasa dengan teratur. Irama dibedakan menjadi dua,
9.    Metrum, yaitu irama yang tetap, menurut pola tertentu.
10. Ritme, yaitu irama yang disebabkan perntentangan atau pergantian bunyi tinggi rendah secara teratur.

Irama menyebabkan aliran perasaan atau pikiran tidak terputus dan terkonsentrasi sehingga menimbulkan bayangan angan (imaji) yang jelas dan hidup. Irama diwujudkan dalam bentuk tekanan-tekanan pada kata.

Tekanan tersebut dibedakan menjadi tiga,
1.    Dinamik, yaitu tyekanan keras lembutnya ucapan pada kata tertentu.
2.    Nada, yaitu tekanan tinggi rendahnya suara.
3.    Tempo, yaitu tekanan cepat lambatnya pengucapan kata.

Rima adalah persamaam bunyi dalam puisi. Dalam rima dikenal perulangan bunyi yang cerah, ringan, yang mampu menciptakan suasana kegembiraan serta kesenangan. Bunyi semacam ini disebut euphony. Sebaliknya, ada pula bunyi-bunyi yang berat, menekan, yang membawa suasana kesedihan. Bunyi semacam ini disebut cacophony.

Berdasarkan jenisnya, persajakan dibedakan menjadi
1.    Rima sempurna, yaitu persama bunyi pada suku-suku kata terakhir.
2.    Rima tak sempurna, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada sebagian suku kata terakhir.
3.    Rima mutlak, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada dua kata atau lebih secara mutlak (suku kata sebunyi)
4.    Rima terbuka, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada suku akhir terbuka atau dengan vokal sama.
5.    Rima tertutup, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada suku kata tertutup (konsonan).
6.    Rima aliterasi, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada bunyi awal kata pada baris yang sama atau baris yang berlainan.
7.    Rima asonansi, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada asonansi vokal tengah kata.
8. Rima disonansi, yaitu persamaan bunyi yang terdapaat pada huruf-huruf mati/konsonan.

Berdasarkan letaknya, rima dibedakan
1.    Rima awal, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada awal baris pada tiap bait puisi.
2.    Rima tengah, yaitu persamaan bunyi yang terdapat di tengah baris pada bait puisi
3.    Rima akhir, yaitu persamaan bunyi yang terdapat di akhir baris pada tiap bait puisi.
4.    Rima tegak yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada bait-bait puisi yang dilihat secara vertikal
5.    Rima datar yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada baris puisi secara horisontal
6.    Rima sejajar, yaitu persamaan bunyi yang berbentuk sebuah kata yang dipakai berulang-ulang pada larik puisi yang mengandung kesejajaran maksud.
7.    Rima berpeluk, yaitu persamaan bunyi yang tersusun sama antara akhir larik pertama dan larik keempat, larik kedua dengan lalrik ketiga (ab-ba)
8.    Rima bersilang, yaitu persamaan bunyi yang tersusun sama antara akhir larik pertama dengan larik ketiga dan larik kedua dengan larik keempat (ab-ab).
9.    Rima rangkai/rima rata, yaitu persamaan bunyi yang tersusun sama pada akhir semua larik (aaaa)
10. Rima kembar/berpasangan, yaitu persamaan bunyi yang tersusun sama pada akhir dua larik puisi (aa-bb)
11. Rima patah, yaitu persamaan bunyi yang tersusun tidak menentu pada akhir larik-larik puisi (a-b-c-d)

Pendapat lain dikemukakan oleh Roman Ingarden dari Polandia. Orang ini mengatakan bahwa sebenarnya karya sastra (termasuk puisi) merupakan struktur yang terdiri dari beberapa lapis norma. Lapis norma tersebut adalah
1.    Lapis bunyi (sound stratum)
2.    Lapis arti (units of meaning)
3.    Lapis obyek yang dikemukakan atau “dunia ciptaan”
4.    Lapis implisit
5.    Lapis metafisika (metaphysical qualities)

Puisi Pendidikan

Diposting oleh puisiku | 08.13 | , , | 0 komentar »


Puisi Pendidika
Pendidikan. Tidak asing lagi kata – kata ini dalam keseharian kita. Apalagi disaat pencalonan pemimpin baru, baik di tingkat pusat, provinsi maupun tingkat kabupaten / kota. Mereka menjanjikan pendidikan murah bahkan pendidikan gratis. Tetapi apa kenyataannya, mereka semua pendusta, tetap saja besar biaya pendidikan yang harus ditanggung orang tua / wali siswa peserta didik. Kita berharap pendidikan dinegeri ini bisa lebih baik lagi. Kami mengungkapkan catatan pendidikan ini dalam beberapa puisi berikut ini.

Pendidikan Kita
oleh : mas nda

Selalu berganti istilah – istilah hebat dalam pendidikan
Dulu ada CBSA, KBK juga KTSP, trus apa lagi nanti
Untuk siapa semua istilah ini dinikmati
Untuk siapa semua ini diciptakan

Pedagang asongan, pengamen cilik, para pengemis
Mereka punya satu mimpi sederhana
Walau mereka bukan anak sekolahan
Harapan mereka
Bisa makan

Sedangkan disisi lain..................
Di sekolahnya orang-orang penting
Dengan biaya yang membuat kepala pusing
Dengan fasilitas browsing dan chating

Selesai mereka sekolah
Lalu mereka kuliah dikampus mewah
Bukan diskusi dan cara ilmiah
Namun kekerasan malah mewabah

Seusai lulus kuliah, mereka kerja
Ada yang jadi pejabat, direktur, birokrat juga pengusaha
Namun meraka hanya berfikir untuk dirinya
Bukan negeri tercinta
Sudah kaya, tapi masih korupsi juga

Aku bimbang bingung juga resah
Apakah semua ini salah
Sudah sekolah, sudah juga lulus kuliah
Namun semua hanya jadi lintah
Mereka hanya makan uang pemerintah

Kami disini hanya bisa bermimpi
Mimpi indah tentang pendidikan sejati
Memimpikan ilmu budi pekerti
Tapi semua ini hanya mimpi
Yang belum bisa terjadi

Bukan mimpi yang aku harapkan
Pendidikan murah yang aku dambakan
Pendidikan yang membawa perubahan
Merubah kedholiman menjadi keadilan

Puisi Kangen

Diposting oleh puisiku | 09.03 | , , | 0 komentar »

Puisi Kangen
Kangen, rindu selalu ada dalam hati kekasih. Resah, bingung, bimbang menunggu kehadirannya. Beginilah ungkapan bagi siapa saja yang kangen terutama bagi yang sedang menunggu kekasih hati. Dalam kesendirian menunggu kekasih hati tersebut sering diisi dengan membuat ungkapan yang menggambarkan kerinduan. Inilah beberapa puisi tentang kangen.







Kangen
oleh : mas nda

aku masih merindu mu..
walau bumi dan langit tiada merestu..
walau logika dan hati tiada menyatu..
aku tetap merindu mu..

walau lelah hati
aku terus bertarung bersama logika..
aku terus mencari jawaban
siapa yang mestinya aku ikuti....

logika yang tak izinkan rindu menghampiri pikiran ku..
ataukah..
hati yang selalu meminta ku mengikutinya
lagi…lagi. ..
bimbang aku
dan kau masih disana
tak mau tahu segala gelisah ku..

hanya pertemuan yang bisa
obati kangen ini




Kangen dan Rindu
oleh : mas nda

dalam keheningan malam
dalam pekatnya pikiran
aku mencarimu
aku menunggunmu
disini


diantara ribuan kegelisahan
diantara berjuta kebimbangan
mengapa kau tak juga datang?
padahal aku telah lelah bertahan
kapan kau akan kembalikah

 




Puisi Sunda

Diposting oleh puisiku | 14.02 | , , | 1 komentar »

Puisi Sunda
Setiap daerah memiliki ciri sendiri – sendiri dengan daerah lainnya. Dinegeri ini kaya akan seni dan budaya termasuk syair, sajak ataupun puisi. Salah satu daerah yang kaya akan puisi adalah daerah Sunda Jawa Barat. Di daerah ini banyak sekali ditemukan puisi – puisi dengan bahasa Sunda. Berikut ini kami persembahkan puisi sunda yang kami ambil dari berbagai sumber.

Ayeuna

Jeujeur harupat tuluy ngipisan
indung suku tuturut peot
awak jadi budak
waragad teu walakaya

geuning teu di kawit teu di pungkas
kokojayan dina lantaran
sebrot hareudang hiliwir angin
ngalengkah numut sarangenge

los kaditu los kadieu
ngarenghap tuluy hah heh hoh
mmm, ngajerit diudag seuri
Nya ayeuna mah ayeuna...



Bulan ngalimba

sanajan bulan tumunggal
caangna mah bati nu hegar
bangun nu teu ngemu tunggara

sanajan bulan nyorangan
teu risi ngambah sagara peuting
nganti bentang nu baris marengan
nganteur nyorang simpena peuting
nepi ka balebat nyampeur
nyinglarkeun kahieum ati




Hirup

Hirup teh cita-cita
ngudag-ngudag mangsa jeung rasa
Hirup teh tunggara
upama tresna kalid sulaya
Hirup teh seuneu
nu ngaduruk lulurung sukma
Hirup teh ibadah
rela ihlas ngumawula

Hirup teh aci-acining:
Bagja!


Ibun harepan

kamari rundayan katineung rek dipalerkeun
bongan mawa eurih
nu ngageuri kana ati
ngabudalkeun kingkin
jeung rambisakna rasa

tadi,
ku naon salira ngaririhan deui
mawa ibun sanajan sakeclak
nu nyirungan deui katineung
nu ngahaja rek disinglar

duh gamparan,
guligahna rasa
hamo bisa disidem deui..



Hirup Ngan Ukur Cenah
Sajak Iwan M. Ridwan

Cenah hirup teh jalan nu pagaliwota
Sedeng cinta ngan saukur teteguhan
Urang bebas leumpang mapay nu can kasorang
Nyorangan atawa babarengan teu jadi sual
Di mana aya kacinta di dinya urang bakal ngalalana
Cenah hirup teh kabel nu pakuranteng
Sedeng cinta ngan sakadar layar monitor
Sing nyalse. Sing daria. Tumaninah.
Sabab jaga teuing kumaha boa
Di mana aya tunggara di dinya urang eureun ngalalana.
Cenah hirup ayeuna teh di dunya
Sedeng cinta teuing di mana ngancikna




Handapeun Sora Sit-uncuing
Sajak Iwan M. Ridwan

Sit-uncuing ngelak maseuk kota
Nyelangan gerung kored mesin
Memeh pindah kana gurat jukut sejen
Handapeuneunana balawiri nu ngulon ngetan
Tuturubun ngudag jeung diudag waktu
“Bisi teu kasampeur nu lebah pengkolan!” ceuk hatena
Ngomong ka panon poe nu teu malire
Renghap ranjug dayeuh beuki sumpeg
Katarajang panyakit mengi sabab paru-paruna geus karancang
Dina tikorona menet reuhak peradaban
Ngagulung jeung teknologi
Jeung runtah
Handapeun sora Sit-uncuing manglaksa kacangcaya teu kungsi mulang
terus ngamalir ka rorotek jalan nu brasna ka poe kiamat




Suci Dulife ‘10

Da cinta nu saéstuna tara laas ku robahna mangsa
Rongkah, rohaka tumerap na dadasar kalbu
Nu bisa ngarungkup gunung,
ngojayan jaladri, meuraykeun jaladra
Urang suaykeun rupaning lalangsé
Urang halingkeun aling-aling
Wilujeng milangkala, jungjunan…




Bulan Masih nu Baheula
Sajak Rizal Sabda

Karasa ayeuna mah Yan
lalampahan téh geus natrat
kajeueung di péngkolan
bulan béngras kénéh
nyaangan léngkah gejed urang
nu ngandelkeun gandeuang basajan
Yan bulan masih nu baheula
najan cahyana dicangkalak katunaan
wirahmana angger marengan réngkak urang
nu éstu rimbil ku harepan nu can kalakonan